Rahasia di Balik Badai Abadi Yupiter
Ilmuwan mengaku makin memahami badai unik yang menggelegar di planet terbesar di semesta, Yupiter. Badai ini telah menggelegar selama 200-230 tahun. Seperti apa?
Menggunakan
gambar panas yang dikumpulkan dari teleskop 5 meter, Jet Propulsion
Laboratory (JPL) berhasil mengesktrak informasi terbaru mengenai
struktur badai tersebut.
“Gambar ini merupakan gambar detail pertama bagian dalam badai terbesar di tata surya,” ujar ilmuwan riset senior di JPL.
Gambar
dari Very Large Telescope di Chile, teleskop Gemini Observatory di
Chile dan teleskop Subaru di Jepang ini menunjukkan, bagian pusat
berwarna merah-oranye planet ini memiliki suhu -13 sampai -15 Celsius
dibanding lingkungan sekitarnya.
Tak
hanya itu, di bagian lain Yupiter, perubahan suhu yang terjadi cukup
untuk mengubah kecepatan angin dan mempengaruhi pola awan pada sabuk
dan zonanya.
“Pertama
kalinya kami bisa mengatakan adanya hubungan intim antara kondisi
lingkungan dengan warna asli Great Red Spot,” ujar penulis utama studi,
Leigh Fletcher, dari JPL.
"Sayangnya,
meski kami bisa menghitungnya, kami belum yakin bahan kimia atau
proses mana yang menyebabkan warna itu namun kami yakin hal ini terkait
perubahan kondisi lingkungan di jantung badai," tutupnya seperti
dikutip Dailymail. [mor]
This view of Jupiter was taken by Voyager 1, the great Red Spot can be seen clearly in the top right of the image
Stormy weather: The planet's swirling cloud stripes are broken by storms, the most massive being the Great Red Spot
Stars and stripes: An image of Jupiter's surface taken from the Cassini space satellite
Comments
Post a Comment